Pesta Semut, Duka Cicak

Minggu

Tadinya tak kusadari apa yang terjadi, sebelum kulangkahkan kakiku menuju pintu masuk di tempatku bekerja. Subhanallah, ternyata makhluk Allah yang sangat kecil sedang berpesta menikmati sosok tubuh yang besar (dari kacamata semut). Tadinya aku ikut bersuka cita atas pesta tersebut. Setelah kulihat dengan jelas dan seksama ternyata sosok yang sedang dinikmati oleh para semut tersebut adalah bangkai cicak. Wuushhh…..jeritan histeris segera kulantunkan. Jujur, aku sangat takut dan geli sama makhluk satu ini. Untungnya temen-temen belum ada yang datang, lagian tempat kerjaku berada di lantai 3, jadi gag ada yang mendengar dan menyaksikan penderitaanku, hiks:-(. “Sabar mbak, tenangkan hatimu”, suara hati kecilku berusaha membuat suasana menjadi sedikit lebih tenang, sambil tanganku meraih air mineral yang ada diatas meja dan tak jauh dari TKP. Jadi sejenak terfikir, memang manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, manusia tak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Gimana jadinya kalau kita diciptakan di dunia ini seorang diri? Tak ada yang bisa dicurhati, kita tak bisa makan dan minum, tak ada lampu dll. Yang jelas gag akan bisa dan gag akan mampu kita hidup di dunia ini seorang diri. Wah ngomongnya kok jadi ngelantur kemana-mana nih, back to semut again. Setelah aku minum air mineral, perasaanku sedikit lebih tenang. Aku tak ingin melihat pesta pora semut dan kawan-kawannya tersebut. Tapi, dengan ucapan “Bismillah” kuberanikan diri ini untuk mendekati medan itu, meski perasaan takut dan geli tetap menyelimuti. Dengan sapu dan cikrak yang ada di tangan segera kuambil bangkai cicak yang tubuh albinonya sudah tercabik-cabik, antara ekor-tubuh-kepala sudah ada yang menikmati sendiri-sendiri. Tak ada kata lain yang bisa kuungkapkan, selain Pesta Semut, Duka Cicak.
Rasa ibaku mulai muncul ketika kulihat cicak kecil (mungkin itu anaknya kalee), nampak setia menunggui cicak besar yang sedang dinikmati ramai-ramai oleh semut semut yang berbahagia. Tampang melas dari anak cicak tersebut terlihat, seakan ia meminta pada para semut untuk tidak menguliti ibunya itu. Hiks, kasian banget yak. Setelah lama kuamati, kubuang ke sampah bangkai cicak tersebut. Arrrgh…lega rasanya. Allah menciptakan semua makhlukNya pasti punya suatu tujuan mulia, seperti halnya Allah menciptakan iblis untuk menggoda Nabi Adam dan Siti Hawa untuk memakan buah yang dilarang Allah di dalam surga. Itu semua untuk menjadikan Nabi Adam sebagai “Kholifah Fil Ardl”. Nah, sekarang apa tujuan diciptakannya cicak?


by : www.mbakulfa.com

0 komentar:

Posting Komentar