Menurut Talgat Ismagambetov, penulis artikel Is Islamic Fundamental a Threat in Kazakhstan, Islamisasi di Kazakhstan terjadi dalam 3 (tiga) gelombang besar, pertama terjadi pada abad ke-10, kedua abad ke-19 dan terakhir pada tahun 1990. Mayoritas penganut Islam di Kazakhstan mengikuti paham Sunni (Hambali).
Islam masuk pertamakali ke Kazakhstan pada abad ke-8, ketika bangsa Arab menguasai Transoxania (Mavarannahr), suatu area di bagian selatan Kazakhstan, terletak antara sungai Syr-dar’ya dan Amu-dar’ya. Sedangkan Islamisasinya terjadi pada abad ke-9 mendedkati abad ke-10. Pada abad ini, Zoroaster, Kristen, Budha dan pagan masih banyak dianut oleh penduduk Kazakhstan . Islamisasi ini berakhir ketika Mongol menguasai Kazakhstan pada tahun 1220-an.
Gelombang kedua Islamisasi terjadi pada abad ke-18 dan 19, ketika Islam mendominasi di bidang politik. Namun Islamisasi pada gelombang kedua ini pun tidak berlangsung lama, karena faktor politik pulalah, yang membuat Islamisasi di Kazakhstan mengalami kemandegan. Faktor politik yang memberangus Islamisasi adalah kuatnya dominasi pemerintah komunis Rusia pada saat itu.
Gelombang ketiga Islamisasi terjadi pada tahun 1990, di mana Islam tumbuh dengan cepat antara tahun 1990-1995. Pembangunan masjid baru maupun menghidupkan masjid yang terbengkelai ketika komunis Soviet berkuasa dilakukan hampir seluruh kota di seluruh Kazakhstan . Edisi al-Qur’an pertama dalam bahasa Kazakhs yang didasarkan pada alfabet Cyrillic diterbitkan di Almaty pada tahun 1992. Perguruan tinggi Islam banyak didirikan, terutama untuk mengkaji literatur-literatur Arab. Dengan ghirah Islam seperti itu, banyak negara-negara Islam yang bersimpati dan akhirnya memberikan bantuan dana demi tegaknya Islam di Kazakhstan, antara lain berasal dari Turki, Mesir dan Saudi Arabia . Mereka memberikan donasi sebesar US $ 10 juta untuk membangun Pusat Kebudayaan Islam (Islamic Cultural Center) di Almaty, dan peletakan batu pertama dilakukan oleh Nursultan Nazarbayev, Presiden Kazakhstan pada tahun 1993. Walaupun Islam berkembang cukup baik di Kazakhstan setelah jatuhnya Uni Soviet, tidak secara otomatis Islam dijadikan sebagai dasar negara. Hal ini terbukti dengan diberlakukannya Konstitusi tahun 1995 yang menyebutkan bahwa Kazakhstan adalah negara sekuler.
Menyusul ditetapkannya konstitusi bahwa Kazakhstan adalah negara sekuler, pertumbuhan komunitas Islam mengalami penurunan. Padahal logikanya, Islamisasi gelombang ketiga adalah teradopsinya norma-norma, cita-cita dan ritus Islam dalam skala luas, termasuk di dalamnya Islamisasi politik. Namun, pada umumnya masyarakat Islam Kazakhstan mempunyai gairah rendah, dan pengetahuan mereka terhadap prinsip-prinsip Islam, sangat sedikit, termasuk terhadap politik Islam. Akibatnya, Islam dianggap sebagai agama formalitas, dan ini dibuktikan dari hasil poling yang dilakukan pada mahasiswa di Shymkent, Kazakhstan Selatan yang hasilnya adalah: hanya 4% dari mereka yang aktif di masjid, 18% hanya datang sekali atau dua kali dalam seminggu, 32% sekali atau dua kali dalam setahun, dan 44% tidak lebih sekali dalam setahun. Walaupun begitu, para ahli demografi memprediksi, di tahun 2015, penduduk Kazakhstan akan berjumlah 18 juta jiwa, dan 60% yang secara tradisional adalah pemeluk Islam.
ISLAM DI KAZAKHSTAN, telah dimuat di majalah Amanah No. 67 TH XIX Nopember 2005 / Ramadhan – Syawal 1426 H
Sumber ; http://chamzawi.wordpress.com/2008/07/26/islam-di-kazakhstan/
by: Fadhli
0 komentar:
Posting Komentar