“Perhatikan olehmu sekalian, sesungguhnya di dunia ini perdagangan merupakan 9 (sembilan) dari 10 (sepuluh) pintu rejeki.”
Berbagai pintu rejeki telah Allah sediakan bagi hamba-Nya. Untuk meraihnya manusia mesti membuka dan memasuki pintu-pintu tersebut. Tanpa membukanya seseorang tak akan mampu meraih rejekinya.
Rejeki, betapapun banyak orang yang berharap bisa mendapatkannya. Berbagai cara dan upaya ditempuh, pergi pagi pulang petang membanting tulang memeras keringat. tidak puas dengan cara wajar ditempuhlah berbagai cara hingga menabrak rambu-rambu syariat dan akidah.
Rejeki sebenarnya tidak selalu diartikan sebagai harta kekayaan. Dalam Al-Quran banyak disebut kata rejeki dengan segala bentuknya, razaqa atau rizqun. Dalam arti harta kekayaan, sangat wajar jika kemudian manusia begitu mendambakan rejeki yang banyak. Sifat manusia sebagaimana disebutkan oleh Allah adalah mencintai harta selain menyukai wanita dan anak-anak.
“Dan jika shalat telah dilaksanakannya, maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia dari Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya, moga-moga kalian beruntung” -Al Jum’ah:10-
Allah ‘Azza wa Jalla juga memberi peringatan kepada orang-orang yang hanya disibukkan dengan urusan dunia sementara lalai dari tuntutan ibadah. betapa sibuknya manusia dengan dunia, dia hanya mengambil yang telah ditetapkan oleh Allah baginya.
9 dari 10 pintu rejeki ada pada berdagang, maka jadilah pedagang yang baik dan jujur karena Allah sudah menjanjikan rejeki yang luas bagi para pedagang.
BY: Rika Mayang Sari <rikamayangsari15@yahoo.com>
0 komentar:
Posting Komentar