Sejarah Masuk dan Perkembangan Islam di Kamerun

Senin

Sebagaimana dijelaskan pada awal tulisan, Islam telah masuk ke Kamerun pada abad ke-10, ketika para pedagang Arab melalui Sahara memasuki Kamerun bagian utara. Di samping mereka berdagang (emas, garam, tembaga, perunggu dan budak), mereka juga mengenalkan Islam (da’wah) pada penduduk pribumi. Mereka terus tumbuh dan akhirnya menguasai Kamerun bagian utara dan tengah hingga kini. Sedangkan misi Kristen baru mulai bekembang pada abad ke-19, namun hampir menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat Kamerun.
Ketika Kerajaan Kanem Bornu di dekat Danau Chad dipimpin oleh dinasti Saifawa (Sefuwa), yaitu Raja Dunama Dibbalemi masuk Islam pada tahun 1221 (memerintah sampai dengan tahun 1251), maka kejayaan Islam di Afrika Tengah mulai menyebar, mulai dari Chad, Nigeria, Niger maupun Kamerun. Pengaruh Kanem Bornu di Kamerun ini berlanjut hingga abad ke-15. Islam menjadi kekuatan penuh di Kamerun bagian utara, ketika suku Fulani (Fulbe) menguasai daerah itu pada abad ke-18, dan mendirikan kerajaan Adamawa (Adamawa Emirate), yang meliputi Kamerun dan Nigeria. Sultan Adamawa saat ini adalah Issa Maigari, sekaligus sebagai Gubernur propinsi Adamawa. Suku Fulani memang termasuk salah satu suku unggulan di Afrika, dan paling gigih menyebarkan agama Islam di kawasan itu. Mereka sampai saat ini menguasai pemerintahan modern di Senegal, Guinea (Futa Jallon), Mauritania, Guinea Bissau, Mali, Burkina Faso, Benin, Niger, Chad, Kamerun dan Sudan. Sebelumnya, pada abad ke-17, suku Fulani telah mengekspansi Kerajaan Bamoun yang didirikan oleh Nshare Yen, dan kerajaan Bamoun baru menerima Islam secara utuh pada tahun 1833 ketika Sultan Njoya Ibrahima berkuasa.
Sepakterjang suku Fulani, yang notabene adalah Islam, sangat diakui keberadaannya di Kamerun, termasuk dalam memperjuangkan kemerdekaan. Salah satu putra terbaik suku Fulani adalah El-Hajj Ahmadou Babatoura Ahijo, kelahiran Garou, Agustus 1924, proklamator dan bapak kemerdekaan Republik Kamerun. Beliau adalah pejuang muslim dari suku Fulani dan terpilih sebagai presiden pertama Republik Kamerun dari tahun 1960-1982. Sayangnya, estafet kepemimpinannya tak dapat diteruskan oleh kader-kader politikus muslim lainnya, dan justru jatuh ke pihak Kristen, yaitu Paul Biya.
Pada pemilu 2004, salah seorang politikus, scientist dan pejuang muslim Kamerun, yaitu Prof. Dr. Adamou Ndam Njoya, gagal terpilih sebagai presiden Kamerun, dan hanya memperoleh suara 4,5%. Padahal beliau adalah tokoh muslim Kamerun saat ini, dan mempunyai jabatan luar biasa banyaknya, antara lain, sebagai gurubesar University of Cameroon, co-president of World Conference of Religious for Peace (WCRP), founder and president of the Islamic and Religious Studies Institute, Gubernur Foumban dan masih banyak lagi jabatan-jabatan lain yang dipangkunya.
Perjuangan Islam di Kamerun saat ini memang tergolong berat, karena sepeninggal mendiang Ahmadou Ahijo, kekuatan Kristen di sana semakin kokoh. Hal ini disebabkan infrasktuktur kekuasaan Kristen sangat luar biasa, dan dukungan negara bekas kolonial. Namun, apapun yang terjadi, Islam di Kamerun telah menorehkan tinta emas dalam memperjuangkan kemerdekaan, dan ummat Islam di sana, tentu tak akan tinggal diam, dan akan terus mengembalikan kejayaan masa lalunya.
Islam di Kamerun, telah dimuat di majalah Amanah No. 63 TH XVIII Juni 2005 / Rabiul Akhir – Jumadil Awal 1426 H

Sumber ; http://chamzawi.wordpress.com/2008/07/26/islam-di-kamerun/




by: Fadhli

0 komentar:

Posting Komentar